INFORMASI SEPUTAR KERUSAKAN HABITAT SATWA DAN FAUNA INFORMASI SEPUTAR KERUSAKAN HABITAT SATWA DAN FAUNA Penyebab Kerusakan Habitat Satwa di Lingkungan Perkotaan dan Solusinya

Penyebab Kerusakan Habitat Satwa di Lingkungan Perkotaan dan Solusinya

Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Habitat Satwa di Lingkungan Perkotaan

Kerusakan habitat satwa di lingkungan perkotaan menjadi sebuah masalah yang signifikan dan kompleks. Menurut Dr. Santi Nurbaiti, seorang ahli ekologi perkotaan, faktor utama yang menyebabkan kerusakan ini ialah pembangunan infrastruktur. “Pembangunan infrastruktur yang massif di perkotaan menyebabkan berkurangnya ruang hidup satwa," ungkapnya. Penebangan hutan dan perubahan lahan menjadi area pemukiman atau komersil juga berkontribusi besar terhadap kerusakan tersebut.

Menambahkan pandangan Dr. Santi, Dr. Adi Kurniawan, seorang ahli biologi konservasi, menekankan bahwa polusi juga menjadi faktor penyebab. Polusi udara, suara, dan sampah di lingkungan perkotaan dapat mengganggu kehidupan satwa. “Satwa-satwa ini sering kali terpaksa mengungsi ke tempat lain atau bahkan mati karena tidak bisa beradaptasi,” jelas Dr. Adi.

Solusi dan Upaya Pelestarian Habitat Satwa di Lingkungan Perkotaan

Menyikapi problematika ini, beberapa solusi dan upaya pelestarian habitat satwa di lingkungan perkotaan bisa diterapkan. Sebagai permulaan, Dr. Santi menyarankan penggunaan konsep "green infrastructure". “Penerapan konsep ini dapat menciptakan ruang hidup bagi satwa di tengah perkotaan tanpa mengganggu aktivitas manusia," ujarnya. Contohnya, pembuatan taman kota yang dirancang untuk meniru habitat alami satwa, atau pembuatan koridor hijau yang menghubungkan area-area hijau di kota.

Dr. Adi juga menambahkan pentingnya pengelolaan sampah yang baik dan pengurangan polusi. “Pengelolaan sampah yang baik dan pengurangan polusi bisa menjadi upaya konkret dalam melindungi habitat satwa di lingkungan perkotaan," tegasnya. Selain itu, edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pelestarian habitat satwa menjadi langkah strategis yang efektif.

Menutup pembicaraan, kedua ahli ini sepakat bahwa kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak lainnya sangat diperlukan dalam upaya ini. “Upaya pelestarian habitat satwa di lingkungan perkotaan perlu kerjasama semua pihak, tidak bisa dilakukan secara sepihak," pungkas Dr. Adi. Dengan adanya pemahaman dan komitmen bersama, kerusakan habitat satwa di lingkungan perkotaan dapat dicegah dan lingkungan yang harmonis antara manusia dan satwa bisa tercipta.

Related Post